Kamis, 27 Januari 2011

An Reality Of Dearsex Club

Jackson City, Rabu 3 November 08:00 am, Para pelayat berkumpul menghampiri pemakaman Seira.
Rieva, Ivy, dan Khe datang sebelum jenazahnya sampai di rumah duka. Namun dari kerumunan banyak orang, tak terlihat kedatangan Pewee dan Mosha.
Jenazah dikebumikan di tanah keluarga Danbelhigh.

Ivy tak sanggup berkata- kata, hanya mampu menatap untuk terakhir kalinya saat peti jenazah di masukkan ke liang kubur.

“Vy, lo tau apa penyebab ini semua?”.

Rie sangat penasaran karena tak mendapat jawaban dari Khe yang saat itu tengah memandang jauh pada peti jenazah Seira..

“Gue juga baru tau kemaren saat Khe menelfon”.
 

Rie, Khe dan Ivy sama sekali tak menduga hal mengerikan ini akan terjadi pada Seira.

Atau jangan- jangan ini semua ada hubungannya dengan surat kaleng waktu itu.

Khe bertanya- tanya dalam hati kecilnya dan memandang jauh pada Seira yang telah terbujur kaku.

Pukul 09.00 am, mobil BMW milik Zech melaju dengan kecepatan tinggi. Bunyi klakson yang memekakkan telinga dilantai bawah apartemen membuat Pewee jatuh dari tempat tidurnya. Gedoran pintu membuatnya semakin menggerutu.

“Hanjrit !!! Setan mana yang berani merusak mimpi indah gue !!!”.

Dengan kesal dan berusaha berdiri dari ketidaksanggupannya. Pewee membuka pintu apartemen.

“Pagi sayang...”.

Zech menatapnya dengan alis terangkat langsung memeluknya, melambangkan rasa rindunya 2 hari tak bertemu.

“Zech.... ouh... Maaf, tadi aku kira itu Rie”.

Sembari membalas pelukan Zech.

“Kemana saja kau sayang? 2 hari tak menelfon, dan tak memberi kabar”.

Sambil mengelus rambut dan memperbaiki dasi yang dikenakan Zech.

“Maaf Pe, 2 hari yang lalu aku terpaksa mengikuti rapat tertutup di Jackson City“.

Khe tak menyangka kematian yang dialami Seira setragis ini. Terakhir mereka bertemu saat Khe mengajak Seira makan di Cafe Delahoyya yang menyediakan makanan faforit mereka berdua.

Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi pada Seira? Dia wanita yang baik, siapa yang tega melakukan hal ini padanya? Sei, maaf gue gak bisa penuhi janji yang kita buat.

“Khe !!!”

Hardik Rie dengan suara pelan agar tak terlalu mencolok dihadapan pelayat lainnya.

“Rie, lo.. lo.. ngapain sih?”.

Khe tergagap saat Rie membuyarkan kenangannya bersama Seira.

“Lo mikirin apa sih Khe? Saat- saat kayak gini pikiran lo gag boleh kosong, ngerti..”.

 Kayaknya ada sesuatu yang Khe sembunyiin dari gue dan Ivy. Ada apa sih sebenarnya?.

“Hhmm... Gag ada apa- apa Rie.. Gue cuma kangen sama Seira, gue ingat waktu kita sama- sama kuliah dulu”.

“Dearsex Club Coming Soon“
Dapatkan Segera Hadiah Menariknya
Anda Berminat ?????
Hubungi Pasar Malam Terdekat
Hahaha... hahaha.... hahahaha......

Begitu tulisan yang terpampang didepan pintu sebelum para anggota Dearsex Club masuk kedalam ruangan. Seseorang yang punya dendam kepada mereka sedang bermain kucing- kucingan.

“Guys, kalian lihat..??”.

Seru Ivy dengan kesal namun bangga dengan nama Geng yang dicetuskan oleh Pewee itu.

“Tentu Vy, siapa lagi yang berani memampang nama Geng keren kita disini...”.

Sahut Rie, yang saat itu tengah meninggalkan jejak tanda tangan pada spanduk ukuran 50 x 100 cm itu layaknya artis Hollywood.

“Menurut lo siapa Vy ?”.

Tanya Khe yang ikut- ikutan meninggalkan jejaknya dispanduk itu.

Dasar mereka para banci yang tidak tau malu. Rasakan nanti pembalasan gue.

Begitu Ivy menggerutu dalam hatinya.

“Kamera standby, Mosha okey, Action !!!“.

Ketika sang sutradara mengeluarkan kata pamungkasnya dihadapan para crew dan Mosha sang aktris terkenal.

“Cut!, Oke... break 15 menit”.

Hhuuhh... Capek juga jadi orang terkenal .

Gerutu Mosha saat akan mengambil ponselnya yang sudah steady dengan 50 sms, 33 email, dan 21 telpon tak terjawab.

Dasar, begini kalau Petsy demam, Gue sendiri yang harus urus para fans ini.

“That’s what u get.... Ouwouwo.....”.

“Ya, Hallo...”.

Sahut Mosha sambil memakan hidangan siangnya yang sangat sederhana.

“Mos... Mosha..... Ini Gue, Ivy. Lo kemana aja ?”.

“Eh, elo Vy..Gue lagi syutting film layar lebar terbaru, launching nanti, lo orang pertama yang gue kasih dvd completenya, oke !”.

“Mos, lo udah dengar kabar Seira? Kayaknya lo terlalu cuek dari hari pertama kepergian Sei”.

“Maksud lo apa vy!!! Sei.. Kenapa Sei? Kapan?”.

Mosha shock mendengar kabar kematian Sei.

“Vy, gue... Gue... mau kepemakaman Seira”.

Zech menunggu Pewee yang tengah menikmati kegiatan mandinya diruang keluarga. Dengan sabar menunggu hingga 1 jam lamanya.

“Sayang... Ayolah.. kenapa lama sekali?”.

Gerutu Zech hampir sampai dipuncak kejayaannya.

Dasar wanita, sedang apa mereka didalam sana, hhuuhh......

Saat keluar dari kamar mandi, Pewee yang hanya menggunakan handuk biru dengan setengah bagian keatas terbuka segera berlari menghindari kebiasaan Zech, pacar yang telah berhubungan dengannya lebih kurang 4 tahun itu. Zech mendekati dan memeluknya. 

“Sayang, kau tau aku begitu merindukannmu, kenapa kau tega bermain- main denganku seperti ini, ayolah...”.

Pewee berusaha melepaskan pelukan Zech dan buru- buru masuk kekamar ganti karena kedinginan dan Zech mengikutinya.

“Zech... sabarlah sebentar, tunggu aku diluar, 5 menit. okey...”.

Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar